Tuesday 31 July 2012

Masa Lalu Obama

Moyang Obama Adalah Budak Generasi Awal

Siapa yang tidak tahu  Presiden Amerika Serikat Barack Obama, mungkin semua tahu. Presiden yang mempuinyai gaya pidato menggebu-gebu ini adalah keturunan Afrika-Amerika dari seorang ayah Kenya dan ibu Amerika. Namun, berdasarkan penelusuran anchestry.com, nenek moyang Obama ternyata merupakan budak generasi pertama di AS.
Sebagaimana dilaporkan CNN, tim genealogis dari Anchestor.com menemukan bukti kuat bahwa Obama adalah keturunan ke-11 dari seseorang yang merupakan generasi pertama budak di Amerika. Yang mengejutkan, hubungan dengan budak pertama itu berasal dari ibunya yang berkulit putih, Stanley Ann Dunham, bukan dari ayahnya yang berasal dari Kenya.
Ancestry.com menyebutkan timnya menemukan, nenek moyang Dunham di Virginia ternyata merupakan keturunan dari seorang laki-laki Afrika bernama John Punch. Ia adalah pembantu rumah tangga di Koloni Virginia (saat itu AS masih merupakan kumpulan koloni). Punch kemudian dijadikan budak pada 1640 sebagai hukuman karena mencoba kabur dari kewajibannya melayani koloni Amerika.
Kisah hidupnya itu merupakan kasus perbudakan Afrika yang pertama kali didokumentasikan. Punch kemudian berhubungan dengan seorang perempuan kulit putih dan memiliki anak. Perempuan inilah yang kemudian mewarisi status budak merdeka bagi Punch dan anak-anaknya.
Sejumlah keturunannya kemudian hidup sebagai orang kulit putih dan menikah dengan kulit putih lainnya. Mereka kemudian menjadi tuan tanah yang sukses di Virginia. Dari merekalah kemudian lahir nenek Obama, Madelyn Lee Payne, dan kemudian lahir ibunya.
Elizabeth Shown Mills, salah seorang pakar genealogi, menyatakan pihaknya menelusuri nenek moyang Obama itu menggunakan sejumlah dokumen dan analisis DNA. “Memang, penelitian genealogi terhadap seseorang tidak akan membuktikan secara pasti siapa nenek moyangnya. Namun paling tidak, riset ini sudah memenuhi standar tertinggi dan disertai bukti,” ujar Mills.
Genealogis dari Ancestry.com juga menemukan bahwa silsilah keluarga Obama berakar di Irlandia dan Jerman. Mereka juga menemukan bahwa Obama memiliki hubungan jauh dengan milioner Warren Buffet dan salah seorang mantan staf lawannya pada pemilu lalu, Sarah Palin.

Monday 30 July 2012

Biografi Soeharto

klik disini Untuk DOWNLOAD
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Haji Muhammad Soeharto, dipanggil akrab Pak Harto, adalah sosok nama besar yang memimpin Republik Indonesia, selama 32 tahun. Suatu kemampuan kepemimpinan luar biasa yang harus diakui oleh teman dan lawan politiknya (senang atau tidak).
Ia menggerakkan pembangunan dengan strategi Trilogi Pembangunan (stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan). Bahkan sempat mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilan menggapai swasembada pangan (1985). Maka, saat itu pantas saja ia pun dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.

Namun, akhirnya ia harus meletakkan jabatan secara tragis, bukan semata-mata karena desakan demonstrasi mahasiswa (1998), melainkan lebih akibat pengkhianatan para pembantu dekatnya yang sebelumnya ABS dan Ambisius tanpa fatsoen politik.

Saat ia baru meletakkan jabatan, ada rumor yang berkembang. Seandainya Pak Harto mendengar Hati nurani isteri yang dicintainya, Ibu Tien Soeharto, yang konon, sudah menyarankannya berhenti sekitar sepuluh tahun sebelumnya, pasti kepemimpinnya tidak berakhir dengan berbagai hujatan yang memojokkannya seolah-olah ia tak pernah berbuat baik untuk bangsa dan negaranya.

Ia memang seperti kehilangan ‘inspirasi’ dan ‘teman sehati’ setelah Ibu Tien Soeharto meninggal dunia (Minggu 28 April 1996). Pak Harto bukan pria satu-satunya yang merasakan hal seperti ini. Banyak pria (pemimpin) yang justru ‘kuat’ karena didukung keberadaan isterinya. Salah satu contoh, Bill Clinton mungkin sudah akan jatuh sebelum waktunya jika tak ditopang isterinya Hillary Clinton.

Pak Harto tidak segera mencari pengganti isterinya. Kesepiannya seperti teratasi atas dorongan pengabdian kepada bangsa dan negaranya. Ia menghabiskan waktu dalam mengemban tugas beratnya sebagai presiden. Apalagi beberapa pembantunya memberinya laporan dan harapan yang mendorongnya untuk tetap bertahan sebagai presiden. Bahkan, bersama pembantunya (menterinya) BJ Habibie, ia bisa berjam-jam berbicara. Tak jarang para staf harus menyediakan mie instan jika menunggui pertemuan mereka itu.

Rakyat bangsa ini tentu masih ingat. Seusai Pemilu 1997 dan sebelum Sidang Umum MPR, Maret 1998, para pembantunya, di antaranya Harmoko, selaku Ketua Umum DPP Golkar, menyatakan akan tetap mencalonkan HM Soeharto sebagai presiden 1998-2003. Tapi, justeru pada HUT Golkar ke-33, Oktober 1997 itu, HM Soeharto mengembalikan pernyataan itu untuk dicek ulang: Apakah rakyat sungguh-sungguh masih menginginkannya menjadi presiden?

Setelah berselang beberapa bulan, tepatnya tanggal 20 Januari 1998, tiga pimpinan Keluarga Besar Golkar atau yang lazim disebut Tiga Jalur Golkar, yakni jalur Golkar/Beringin (Harmoko), jalur ABRI (Feisal Tanjung) dan jalur birokrasi (Yogie SM), datang ke Bina Graha menyampaikan hasil pengecekan ulang keinginan rakyat dalam pencalonan HM Soeharto sebagai Presiden RI.

Saat itu mereka melaporkan kepada Pak Harto. "Bahwa ternyata rakyat memang hanya mempunyai satu calon Presiden RI untuk periode 1998-2003 yaitu HM Soeharto,” kata Harmoko mengumumkan kepada pers usai melapor kepada Pak Harto. "Mayoritas rakyat Indonesia memang tetap menghendaki Bapak Haji Muhammad Soeharto untuk dicalonkan sebagai Presiden RI masa Bakti 1998-2003," tutur Harmoko yang didampingi M Yogie SM dan Jenderal TNI Feisal Tanjung ketika itu.

Menurut Harmoko, Jenderal TNI (Purn) H Muhammad Soeharto, setelah menerima hasil pengecekan itu, menyatakan bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden RI masa bhakti 1998-2003. Selain mengumumkan kesediaan Pak Harto dipilih kembali sebagai Presiden RI, menurut Harmoko, Keluarga Besar Golkar juga membuat kriteria untuk calon Wakil Presiden, antara lain memahami ilmu pengetahuan dan industri. Pernyataan ini mengarah kepada BJ Habibie.

Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh keluarga besar Golkar itu, masih menurut Harmoko, Pak Harto menghargai kepercayaan sebagian besar rakyat Indonesia tersebut walaupun harus ada pengorbanan bagi kepentingan keluarga. Tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara, Haji Muhammad Soeharto tidak mungkin menghindar dari tanggung jawab sebagai patriot dan pejuang bangsa.

"Dengan adanya kepercayaan rakyat ini tidak membuat Bapak Haji Muhammad Soeharto bersikap 'tinggi glanggang colong playu.' Itu istilah Pak Harto yang artinya tidak meninggalkan tanggung jawab dan mengelak dari kepercayaan rakyat tersebut demi kepentingan negara dan bangsa," tegas Harmoko.

Tapi, ternyata itulah awal sebuah tragedi pembusukan dan pengkhianatan digulirkan. HM Soeharto memang terpilih kembali menjadi Presiden periode 1998-2003 pada Sidang Umum MPR, 1-11 Maret 1998. Didampingi BJ Habibie sebagai wakil presiden.

Namun, komponen mahasiswa dan berbagai kelompok masyarakat terus melancarkan demonstrasi meminta Presiden Soeharto dan Wapres BJ Habibie turun serta Golkar dibubarkan. Saat itu, Pak Harto masih terlihat yakin bahwa demonstrasi itu akan surut dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Maka pada awal Mei 1998, ia Berangkat ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri KTT Nonblok. Saat berangkat, di bandara Halim Perdanakusuma, ia dilepas Wakil Presiden BJ Habibie, Fangab Feisal Tanjung, juga Ketua Harian ICMI Tirto Sudiro dan sejumlah menteri lainnya yang sebagian diantaranya kemudian mengkhianatinya.

Sementara, sepeninggal Pak Harto, dalam beberapa hari kemudian, suasana Jakarta semakin mencekam. Selain akibat demonstrasi mahasiswa makin marak, juga tersiar isu terjadi sesuatu misteri dalam tubuh ABRI. Misteri itu diwarnai arah pengelompokan dalam tubuh militer itu. Selain banyak Aktivis pro demikrasi ‘hilang’ entah kemana, juga diisukan ribuan anggota militer ‘menghilang’ dari kesatuannya memembawa persenjataan lengkap dan Amunisi cadangan.

“Apa yang sesungguhnya sedang terjadi di Indonesia, adalah suatu tanda tanya besar yang harus segera dicari jawabannya. Apakah suatu power game sedang dimainkan di Indonesia? Siapa yang bermain dengan kelompok bersenjata, serta bagaimana peta kekuatan gerakan sipil? Adalah sesuatu yang harus kita analisa bersama,” tulis sebuah majalah ketika itu. Beberapa pertanyaan yang sampai hari ini tetap misterius.

Suasana makin mencekam, pada 12 Mei 1998, akibat terjadinya penembakan mahasiswa di kampus Universitas Trisakti, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Trisakti. Empat orang mahasiswa gugur. Mahasiswa makin ‘marah’. Hampir di seluruh kampus terjadi demonstrasi. Bahkan sebagian mulai keluar dari kampusnya. Bersamaan dengan itu, terjadi pembakaran mobil di sekitar parkir dekat Universitas Trisakti.

Bahkan, 13 Mei 1998, mahasiswa seperti dipancing untuk keluar dari kampusnya. Situasi di Universitas Katolik Atmajaya Jakarta justeru mengundang tanda tanya. Ada sekelompok demonstran yang melempari mahasiswa dalam kampus itu karena mereka tidak keluar dari kampusnya. Para mahasiswa tetap berada dalam kampus dalam suasana berkabung.

Besoknya, 14 Mei 1998, terjadilah malapetaka di Jakarta. Warga keturunan Cina menjadi sasaran. Pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan dibakar. Saat itu, Jakarta seperti tak punya petugas keamanan. Sementara para petinggi ABRI berada di Malang. Di lapangan sangat terasa ada provokator yang menggerakkan. Di beberapa tempat, ada teriakan: “Mahasiswa datang… mahasiawa datang!”

Dalam kondisi chaos itu, rupanya mahasiswa sangat jeli. Tampaknya, mereka menghindari dijadikan kambinghitam. Karena hari itu, dan besoknya, tidak ada demonstrasi mahasiswa yang keluar dari kampusnya. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sebelumnya tidak biasa ikut demonstrasi, memilih tidak pulang dari kampus daripada terjebak di jalan yang penuh kerumunan.

Situasi ini memaksa HM Soeharto pulang lebih cepat dari jadual dari Mesir. Sebelum pulang, beredar isu bahwa ia akan dihadang oleh mahasiswa. Tapi Soeharto tetap pulang, tanpa terjadi penghadangan seperti diperkirakan sebelumnya. Sebelum pulang, di hadapan warga Indonesia di Mesir, ia menyatakan bersedia mundur jika rakyat menghendakinya. Saat itu, ia menegaskan tidak akan menggunakan kekuatan bersenjata melawan mahasiswa dan kehendak rakyat.

Setiba di Jakarta, HM Soeharto kemudian mengundang beberapa tokoh masyarakat, di antaranya Abdurrahman Wahid dan Nurcholis Madjid, tanpa Amien Rais dan Adi Sasono, untuk membicarakan pembentukan Komite Reformasi. Ia juga berencana merombak kabinetnya menjadi Kabinet Reformasi. Ia menawarkan reformasi secara gradual untuk mencegah terjadinya keguncangan.

Ia juga menerima rombongan rektor Universitas Indonesia. Mereka ini datang untuk meminta Presiden Soeharto berhenti dengan hormat. HM Soeharto mempersilahkan mereka menyampaikan Aspirasi itu melalui MPR. Demonstrasi mahasiswa pun akhirnya terpusat ke gedung MPR/DPR. Mereka menduduki gedung legislatif itu.

Harmoko, yang menjabat Ketua MPR dan pimpinan MPR lainnya menampung desakan mahasiswa yang meminta Pak Harto turun. Di hadapan para mahasiswa itu, Harmoko menyatakan bahwa pimpinan MPR setuju dengan desakan mahasiswa untuk meminta Pak Harto mundur. Harmoko seperti tak terpengaruh atas pernyataannya saat meminta kesediaan Pak Harto untuk dicalonkan kembali menjadi presiden jauh hari sebelum SU MPR.

Pernyataan Harmoko ini kemudian dijelaskan (dibantah) Pangab Jenderal Wiranto sebagai bukan pernyataan institusi tapi lebih merupakan pernyataan pribadi.

HM Soeharto tentu dengan cermat terus mengikuti perkembangan itu. Sampai sore tanggal 20 Mei 1998, tampaknya ia masih yakin akan bisa mengatasi keadaan secara damai dengan membentuk Komite Reformasi dan merombak kabinet menjadi Kabinet Reformasi. Tapi keinginan baik Pak Harto ini disambut dingin berbagai kalangan bahkan tragisnya ditolak sebagian pembantunya (menteri) yang dibesarkannya.

Rupanya inilah detik-detik terakhir ia menjabat presiden. Hari itu, Rabu 20 Mei 1998 sekitar pukul 19:30, Pak Harto menerima Mantan Wakil Presiden Sudharmono di kediaman Jalan Cendana 8 Jakarta. Saat itu, menurut Sudharmono, Presiden Soeharto menyatakan tetap akan melaksanakan tugas-tugas kepresidenan dan segera akan mengumumkan pembentukan Komite Reformasi serta mengadakan perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII.

Sekitar setengah jam berikutnya, pukul 20.00, Wakil Presiden B.J. Habibie menghadap Pak Harto. Lalu sekitar pukul 20:30, Saadillah Mursyid diminta menemui Presiden Soeharto yang sedang bersama Wakil Presiden B.J. Habibie di ruang tamu kediaman Jalan Cendana 8 itu. Di hadapan Wakil Presiden BJ Habibie, Presiden Soeharto meminta Saadillah Mursyid, Menteri Sekretaris Negara, mempersiapkan naskah final: Keputusan Presiden tentang Komite Reformasi dan Keputusan Presiden tentang Pembentukan Kabinet Reformasi.

Saat itu, Presiden Soeharto menyatakan akan mengumumkan dan melaksanakan pelantikannya besok hari, Kamis 21 Mei 1998. Untuk keperluan itu Presiden Soeharto juga minta agar ruang upacara atau yang lazim disebut ruang kredensial di Istana Merdeka dipersiapkan

Kemudian Wakil Presiden B.J Habibie pulang. Sementara itu, sebanyak empat belas orang menteri membuat pernyataan tidak bersedia ikut serta dalam Kabinet Reformasi yang direncanakan Pak Harto. Mereka itu adalah para menteri yang sebelumnya dibesarkan Pak Harto.

Lalu, sekitar pukul 21:00, setelah BJ Habibie pulang itu, Saadillah Mursyid mohon untuk bisa melanjutkan bertemu dengan Pak Harto. Dalam kesempatan itu, Saadillah Mursyid melaporkan bahwa sejumlah orang-orang yang direncanakan untuk menjadi anggota Komite Reformasi telah menyatakan menolak. Saadillah juga melaporkan adanya informasi bahwa empat belas orang menteri yang direncanakan akan duduk dalam Kabinet Reformasi menyatakan tidak bersedia ikut serta dalam Kabinet. Setelah itu, Saadillah pulang.

Tapi sekitar pukul 21:40, Saadillah Mursyid diminta menemui Presiden Soeharto lagi. Saadillah bergegas menuju ruangan di tempat biasanya Presiden menerima tamu, termasuk menerima para menteri. Saadillah terkejut karena Presiden tidak ada di ruangan itu. Ketika ditanyakan, barulah Ajudan memberitahukan bahwa Presiden Soeharto menunggu di ruang kerja pada bagian kediaman pribadi.

Sekitar pukul 22:15 hari Rabu 20 Mei 1998 itu, HM Soeharto mempersilakan Saadillah duduk di sebelahnya. Kursi hanya ada satu, di situ HM Soeharto duduk. Lalu Saadillah dipersilahkan menggeser puff, sebuah tempat duduk empat persegi, agar bisa lebih dekat.

Setelah hening sejenak, kemudian HM Soeharto mengatakan: “Segala usaha untuk menyelamatkan bangsa dan negara telah kita lakukan. Tetapi Tuhan rupanya berkehendak lain. Bentrokan antara mahasiswa dan ABRI tidak boleh sampai terjadi. Saya tidak mau terjadi pertumpahan darah. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berhenti sebagai Presiden, menurut Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945.“

Lalu, kepada Saadillah sebagai Menteri Sekretaris Negara, diminta untuk mempersiapkan empat hal. Pertama, konsep ‘Pernyataan Berhenti dari jabatan Presiden RI’; Kedua, memberitahu pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat bahwa permintaan pimpinan DPR untuk bertemu dan melakukan konsultasi dengan Presiden akan dilaksanakan hari Kamis, 21 Mei 1998 pukul 09:00 di ruang Jepara Istana Merdeka; Ketiga, memberitahu Wakil Presiden BJ Habibie agar hadir di Istana Merdeka hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 pukul 09:00 dan agar siap untuk mengucapkan Sumpah Jabatan Presiden di hadapan Ketua Mahkamah Agung; Keempat, memohon kehadiran Ketua Mahkamah Agung di Istana Merdeka hari Kamis 21 Mei 1998 pukul 09:00.

Saadillah pun segera memberitahu Pimpinan DPR, Wakil Presiden dan Ketua Mahkamah Agung melalui telepon. Malam sudah larut menjelang tengah malam. Lalu, bersama-sama staf, Saadillah segera mulai melakukan penyusunan naskah Pernyataan Berhenti Presiden. Setelah mendapatkan pokok-pokok dan arahan, Bambang Kesowo, waktu itu Wakil Sekretaris Kabinet, dan Soenarto Soedharmo, ketika itu Asisten Khusus Menteri Sekretaris Negara mulai menyusun konsep awal. Sementara Yusril Ihza Mahendra, ketika itu Pembantu Asisten (Banas) Menteri Sekretaris Negara, memberikan masukan-masukan terutama dari segi hukum tata negara.

Konsep disusun secara bersama-sama, sebagaimana layaknya suatu pekerjaan staf. Bukan hasil kerja orang perorangan. Setelah konsep diteliti dan dikoreksi beberapa kali, pada pukul 03:00 menjelang subuh tanggal 21 Mei 1998 naskah Pernyataan telah siap untuk diajukan kepada Presiden.

Naskah diajukan melalui prosedur yang sudah Baku pada Sekretariat Negara. Konsep yang sudah diketik rapi diserahkan kepada Ajudan. Ajudan menaruh naskah itu di meja kerja Presiden.

Pagi harinya, Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 10:00 pagi di ruang upacara Istana Merdeka, yang lazim ketika itu disebut ruang kredensial, Presiden Soeharto menyampaikan pidato Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia.

Dalam pidatonya itu Presiden Soeharto antara lain menyatakan: “Saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII. Namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan Komite tersebut. Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara yang sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi.”

“Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan pandangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan pimpinan Fraksi-Fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998.“

Selepas itu, dengan ditemani puteri sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Saadillah Mursyid, Pak Harto melambaikan tangan meninggalkan Istana Merdeka pulang ke kediaman di Jalan Cendana 8. Ketika sampai di kediaman, sebelum duduk di ruang keluarga, Pak Harto mengangkat kedua belah tangan sambil mengucap: “Allahu Akbar. Lepas sudah Beban yang terpikul di pundakku selama berpuluh-puluh tahun.“ Kemudian, putera-puteri dan keluarga menyalaminya.

Setelah itu, Pak Harto pun menjadi bulan-bulanan caci-maki dan hujatan. Bukan hanya dari orang-orang yang sebelumnya tidak sejalan dengan Pak Harto, melainkan lebih lagi dari para menteri dan tokoh-tokoh Golkar yang selama ini tak sungkan-sungkan melakukan berbagai cara untuk bisa mendekat. Bahkan BJ Habibie yang mengaku dibesarkan HM Soeharto juga tampak tanpa fatsoen politik mengambil sikap bahwa dalam politik tidak ada persahabatan yang kekal, hanya kepentinganlah yang abadi.

Mereka tidak segan-segan memosisikan Pak Harto dan keluarga Cendana ibarat keranjang sampah. Tempat pembuangan semua yang kotor. Bahwa semua kekotoran pada era Orde Baru ditimpakan ke pundak Pak Harto dan keluarganya. Sepertinya, HM Soeharto dan keluarganya sebagai satu-satunya yang melakukan korupsi pada era itu.

HM Soeharto pun ‘diasingkan’ dari Golkar yang dibesarkannya. Elit-elit Golkar malah yang duluan teriak agar Soeharto ditahan karena kejahatan-kejahatan yang dituduhkan kepadanya selama memerintah. Golkar yang sebelumnya lebih didonimasi pengaruh ABRI tampak bergeser lebih didominasi elit-elit ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Suatu tragedi tendensius konstitusi, yang kental diwarnai subjektivitas politik pun terjadi. Pada Sidang Istimewa MPR 13 November 1998 – MPR yang masih didominasi kekuatan Golkar hasil Pemilu 1997 – menetapkan Ketetapan MPR No.XI/MPR/1998. Pasal 4 ketetapan MPR itu berbunyi: “Upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/ konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tidak bersalah dan hak-hak Asasi manusia.”

Penyebutan nama orang secara eksplisit – mantan Presiden Soeharto – dalam pasal ini tampak tendensius, absurd dan sangat diwarnai sifat subjektivitas politik serta di luar kelaziman sistem ketatanegaraan Indonesia. Bukankah sebaiknya Format suatu Tap MPR merupakan garis-garis umum dari suatu kebijakan negara? Jadinya, pasal ini seperti hendak diposisikan hanya berlaku kepada mantan Presiden Soeharto, tetapi tidak berlaku bagi mantan presiden yang lainnya.

Tampaknya, itulah puncak pengkhianatan beberapa mantan menteri dan elit Golkar yang dibesarkannya. Kendati Pak Harto tidak pernah mengatakan secara eksplisit bahwa mereka ini mengkhianatinya. Tapi sikapnya yang sampai hari ini belum bersedia menerima kunjungan BJ Habibie dan beberapa mantan menteri dan elit Golkar lainnya bisa dipahami berbagai pihak sebagai indikasi ke arah itu.

Pak Harto pun menunjukkan ketabahan dan keteguhannya. Ia pun akhirnya sempat diadili dengan tuduhan korupsi, penyalahgunaan dana yayasan-yayasan yang didirikannya. Ia menyatakan bersedia mempertanggungjawabkan dana yayasan itu. Tapi, ia pun jatuh sakit yang menyebabkan proses peradilannya dihentikan.

Tapi tidak semua mantan menterinya tega mengkhianat, tidak mempunyai moral politik. Ada beberapa yang justeru makin dekat dengannya secara pribadi setelah bukan lagi berkuasa. Satu di antaranya adalah Saadillah Mursyid, mantan Menteri Sekretaris Negara. Saadillah menyatakan: “Mudah-mudahan saya terhindar dari orang-orang yang semasa Pak Harto memegang jabatan Presiden, selalu mendekat-dekat, menjilat dan mencari muka. Pada waktu Pak Harto tidak lagi menjadi Presiden orang-orang itu pula yang bersuara lantang menghujat, mencaci, melempar segala kesalahan kepada Pak Harto. Kelompok orang-orang seperti itu memperoleh kutukan Allah dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk, jahanam (Al Qur‘an, Surah Ar Ra’ad ayat 25).”

kepergian beliau
residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.

Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).

Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto .





Sunday 29 July 2012

The Secrets Of Change For Success





Sinopsis
Membahas lebih dalam dan terperinci tentang 45 RAHASIA KUNCI PERUBAHAN yang sangat lengkap bagi mereka yang mau BERUBAH dan menjadi SUKSES dalam berbagai aspek kehidupan. Buku ini merangkum berbagai pesan penting mulai dari aliran positive thinking, positive mental attitude, neuro-linguistic programming, sampai pada creative-visualization dan akan menuntun Anda langkah demi langkah untuk "MENGUBAH KEBIASAAN ANDA MENJADI KEBIASAAN YANG KONSISTEN MENUJU SUKSES SEJATI"




Judul The Secrets Of Change For Success  
No. ISBN 9789792768343 
Penulis Judirman Djalimin 
Penerbit Elex Media Komputindo 
Tanggal terbit Februari - 2010 
Jumlah Halaman 264 
Berat Buku -
Jenis Cover Soft Cover 
Dimensi(L x P) -
Kategori Pengembangan Diri 
Bonus
Text Bahasa Indonesia

100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah


Klik Disini untuk DOWNLOAD
 Karya Michael H. Hart
 
 
 
 Pertama kali diterbitkan, tahun 1978, buku ini menimbulkan kontroversi di seluruh dunia. Betapa tidak, sang penulis, Michael H. Hart, berani mengambil keputusan menempatkan Nabi Muhammad Saw. di urutan pertama, padahal dia sendiiri nonmuslim dan Islam bukanlah agama terbesar di dunia. Toh, buku ini terjual jutaan eksemplar dan dibaca berbagai kalangan, serta menjadi  koleksi turun-temurun di setiap rumah dan perpustakaan.

Bagi Hart, seratus orang yang dipilihnya bukanlah orang-orang yang paling pintar, kuat, dan hebat, tetapi paling memengaruhi dan mengubah sejarah, mendorong kebangkitan dan kejatuhan sebuah peradaban, serta menentukan  langkah takdir jutaan manusia.

Inilah buku yang dapat dijadikan inspirasi oleh anak - anak untuk menjadi orang yang hebat nantinya

About Me


Nama   : Nofiyanto
Tanggal Lahir  : 18 November 1992
Tempat Lahir  : Banyumas, Jawa tengah - Indonesia
Height  : 175 cm
Weight   : 51 kg
Blood Type  : O
Hoby        : Membaca Novel Sejarah, Sepak Bola
Pendidikan   :  Fakultas Teknik Industri
Universitas   :  Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Perusahaan    :  PT NGK Ceramics Indonesia
Jabatan   : Data Spare Parts
e-Mail    :  princenophyant@gmail.com
Website    :  http://tinta-cerita.blogspot.com/
                     http://tintacerita.wordpress.com/
                 http://tintacerita.multiply.com/

Aku mungkin seorang yang tergolong ambisius dalam segala hal, meskipun kekuranganku ada dimana-mana. Aku sering melakukan kesalahan, tapi aku bersyukur dengan itu, karena menjadi bekal berharga dalam hidupku. aku tak pernah menyerah walau banyak rintangan menghadang. Aku sangat suka belajar dari sejarah, meskipun aku tahu kalo sejarah ditulis oleh para pemenang, tapi disitulah seninya karena kita bisa belajar memilih mana yang benar dan mana yang salah.
frasa yang selalu memotivasiku
 " Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, Tapi bersyukurlah yang membuat kita bahagia "

Malaikat dan Iblis -Dan Brown-

Klik Disini Untuk DOWNLOAD
Robert Langdon, simbologis Harvard tersohor, tidak pernah menyangka kalau satu hari dalam hidupnya akan dipenuhi oleh terlalu banyak kejutan. Kalau hanya melihat ambigram yang bertuliskan nama kelompok persaudaraan Illuminati, mungkin itu bukan masalah besar. Tapi melihatnya tercap di dada lima lelaki yang terbunuh pada hari yang sama? Jauh sebelum memecahkan Kode Da Vinci, Robert Langdon diminta oleh sebuah institusi penelitian di Swiss untuk menganalisis simbol penuh teka-teki yang tercap di dada seorang ahli fisika yang tewas terbunuh. Apa yang ditemukannya sungguh di luar dugaan: dendam mematikan terhadap Gereja Katolik dari sebuah persaudaraan kuno yang sudah berlangsung selama berabad-abad—Illuminati. Terdorong untuk menyelamatkan Vatikan dari bom waktu yang berdaya ledak besar, Langdon membantu pasukan penjaga paling setia di dunia bersama dengan seorang ilmuwan misterius nan cantik bernama Vittoria Vetra. Berdua, mereka memulai perburuan yang menyeramkan ke ruang-ruang bawah tanah yang terkunci rapat, kuburan-kuburan berbahaya, katedral-katedral yang lengang, dan tempat yang paling misterius di dunia ... markas Illuminati yang lama terlupakan.

Ditulis dengan gaya jenaka namun cerdas, Dan Brown membawa kita berpetualang di pusat kebudayaan tertua di Eropa, Roma. Pemahaman kita dibuat terkaget-kaget dengan penyingkapan berbagai rahasia di balik tempat-tempat bersejarah dan karya-karya seni terkenal yang terdapat di sana. Dengan plot cerita yang melingkar-lingkar dan alur yang cepat, Brown sekali lagi berhasil "menyiksa" kita dengan sebuah novel yang sulit dilepaskan begitu kita mulai membacanya!









ILLUMINATI DIAMOND, merupakan perpaduan ambigram empat element kehidupan. Earth, Air, Fire, Water. kombinasi yang menjadikan Diamond Ambigram Sempurna.








Ambigram Illuminati

DIGITAL FORTRESS -Benteng Digital-

Klik Disini untuk DOWNLOAD
National Security Agency (NSA) adalah lembaga paling rahasia dan bernilai miliaran dolar. Ketika mesin pemecah kode NSA yang sudah teruji keandalannya menghadapi sebuah kode misterius yang tidak dapat dipecahkan, badan rahasia itu mengundang kepala kriptografernya, Susan Fletcher, seorang ahli matematika yang cantik dan cerdas. Hasil temuan Susan memunculkan gelombang yang mengguncang para pemangku kekuasaan. NSA tersandera ... bukan oleh bom atau senjata, tetapi oleh kode yang begitu kompleks sehingga, jika diedarkan, akan melumpuhkan dinas intelijen Amerika.

Terjebak dalam badai-kencang dusta dan rahasia, Susan Fletcher berjuang menyelematkan perusahaan yang dipercayainya. Terjegal dari segala sisi, ia mendapati dirinya tidak hanya berperang demi negaranya, tetapi juga hidupnya dan pada akhirnya, hidup lelaki yang dicintainya. Dari kekuatan ruang bawah tanah ke gedung pencakar langit di Tokyo sampai katedral yang menjulang tinggi di Spanyol, sebuah pertarungan hebat terbentang. Digital Fortress - Benteng Digital Kode Pamungkas, Kuat, Berbahaya dan Tidak Terpecahkan

Deception Point -Titik Muslihat-

Klik Disini untuk DOWNLOAD
 Tak satu pun seperti yang terlihat—di belakang setiap sudut terdapat kejutan yang mencengangkan.
Sebuah penemuan ilmiah yang mengejutkan.
Sebuah muslihat yang amat cerdik.
Sebuah thriller politik yang berbeda dengan semua yang pernah Anda baca.
Dalam novel menegangkan terbarunya ini, Dan Brown membawa pembaca mulai dari National Reconnaissance Office yang amat rahasia menuju ketinggian dataran es di Lingkar Kutub Utara, lalu kembali lagi ke lorong kekuasaan di Gedung Putih. Dipuja untuk keahliannya dalam mengombinasikan ilmu pengetahuan, sejarah, dan politik dalam Malaikat & Iblis yang mendapat pujian serius, Brown telah mengukir sebuah novel lain di mana di dalamnya tak satu pun seperti yang terlihat--dan di belakang setiap sudut terdapat sebuah kejutan yang mencengangkan. Deception Point adalah sebuah fiksi pendebar-jantung yang terbaik.

Ketika satelit NASA yang baru menemukan bukti dari sebuah objek amat langka yang terkubur jauh di dalam lapisan es Arktika, lembaga ruang angkasa yang sedang mengalami kesulitan itu mengumumkan sebuah kemenangan yang amat dibutuhkan ... kemenangan yang berimplikasi besar bagi kebijakan ruang angkasa Amerika Serikat dan pemilihan presiden yang akan datang. Untuk memverifikasi kebenaran penemuan tersebut, Presiden mengirim analis Intelijen Gedung Putih Rachel Sexton ke Milne Ice Shelf. Ditemani oleh sekelompok pakar, termasuk akademisi Michael Tolland yang karismatik, Rachel membongkar bukti penipuan ilmiah yang tak terbayangkan—sebuah muslihat berani yang mengancam mendorong dunia ke dalam pertentangan.

Tetapi, sebelum Rachel dapat menghubungi Presiden, dia dan Michael diserang oleh sekelompok pembunuh mematikan yang dikendalikan oleh seorang tokoh penguasa misterius yang akan melakukan apa saja demi menyembunyikan kebenaran. Keduanya berupaya menyelamatkan diri menyeberangi lingkungan yang begitu terpencil dan berbahaya itu. Satu-satunya harapan bagi keberlangsungan hidup mereka adalah menemukan tokoh di belakang taktik teramat ahli ini. Kebenarannya, seperti yang mereka temukan kemudian, adalah muslihat paling menggemparkan dari apa pun juga.

***
"Dan Brown menulis sebuah thriller yang mengalir amat cepat dengan perubahan alur dan kejutan yang cukup untuk membuat pembaca yang berpengalaman sekalipun tetap mengira-ngira. Ditambah dengan penelitian yang sempurna, jadilah Deception Point sebagai bacaan luar biasa."
--Vince Flynn, pengarang Separation of Power.

"Brown telah membuktikan diri sebagai salah satu penulis thriller yang paling dinamis dan cerdas ...."
--Library Journal.

Saturday 7 July 2012

Ilmuan,Sesulit Itukah Pembuktian Partikel Tuhan?

CERN, PUSAT PENELITIAN NUKLIR EROPA
-Para ilmuwan nyaris menemukan bukti keberadaan partikel Higgs boson, sebuah partikel yang paling kecil. Bertahun-tahun diteliti, partikel itu memang susah ditemukan, bahkan nyaris pun tidak. Itu sebabnya partikel ini juga kerap disebut sebagai "partikel Tuhan."
Si "partikel Tuhan" itu adalah partikel hipotesis yang mengisi massa menjadi materi. Partikel itu dianggap sangat penting, sebab dianggap bisa melengkapi bahkan menyempurnakan teori alam semesta yang diperkenalkan Albert Einstein.  

Dengan menganalisa data dari sekitar 500 triliun sub atom, partikel bertabrakan yang didesain untuk meniru kondisi sebenarnya setelah terjadi peristiwa Big Bang (saat alam semesta terbentuk), ilmuwan Fermilab di Chicago memproduksi sekitar 1.000 partikel Higgs selama lebih dari satu dekade.

"Sayangnya, petunjuk dari 1000 partikel ini belum cukup signifikan untuk menyimpulkan tentang keberadaan Higgs boson," kata Rob Roser, fisikawan Fermilab, saat menjelaskan penemuan partikel tersebut dalam konferensi di La Thuille, Italia.

Roser mengatakan bahwa gambaran ilmuwan mengenai partikel Higgs yang berumur pendek, yang segera hancur menjadi partikel lain, masih belum jelas.

Kemungkinan bahwa apa yang dideteksi para ahli fisika itu adalah sebuah Higgs boson masih sangat kecil. Perbandingannya sekitar 1:250. Perbandingan tersebut dekat dengan 1 :740, sebuah perbandingan fisika yang telah membuktikan keberadaan partikel sub atom.
Pencarian Higgs boson dinilai penting sepanjang sejarah manusia dan masa depan alam semesta. Sebab partikel itu kemungkinan menunjukkan keberadaan sebuah medan tak tampak, yang menyerap seluruh alam semesta. Medan tak tampak itu kemudian disebut sebagai Medan Higgs.
Medan Higgs diusulkan sebagai fakta oleh ilmuwan Inggris, Peter Higgs pada 1960, sebagai cara untuk mengukur perolehan massa setelah alam semesta diciptakan selama Big Bang berlangsung.

Berdasarkan teori tersebut, Higgs boson merupakan perantara yang kemungkinan membuat bintang, planet, dan kehidupan menjadi mungkin, dengan memberi massa untuk sejumlah partikel dasar. Ini juga dasar yang menyebut Higgs boson disebut "Partikel Tuhan".

Penemuan Higgs juga kemungkinan melengkapi Model Standar Fisika ala Einstein. Jika hal ini tidak ada, para ilmuwan harus mencari di tempat lain bagaimana partikel memperoleh massa dan mengapa partikel tidak sekedar lepas tanpa tujuan melalui alam semesta.

Berat partikel Higgs yang ditemukan di Fermilab serupa dengan yang dideteksi di akselerator partikel bertenaga, The Large Hadron Collider, di pusat riset CERN yang terdapat di Swiss.

CERN yang merupakan Organisasi Riset Nuklir Eropa hampir berhasil membuktikan Higgs boson. CERN pun berharap "Partikel Tuhan" ini bisa dibuktikan sebelum akselerator ini ditutup di akhir tahun 2012 untuk perbaikan.

Sebelum lab milik Fermilab, Tevatron, ditutup pada September 2011, para ilmuwan mendorong sejumlah collider (elemen penubruk) untuk menghasilkan tabrakan sub-atom sebanyak mungkin.

Kedua lingkaran akselerator tersebut beroperasi secara berbeda. Akselerator Fermilab yang berukuran 6,3 km ini menembakkan proton pada antiproton. Sedangkan akselerator CERN sepanjang 27 km menciptakan tabrakan di antara dua tembakan proton.

Fisikawan Gregario Bernardi dalam keterangan Fermilab kemudian membuat analogi penelitian partikel dari dua akselerator ini dengan dua orang yang mengambil gambar seorang anak kecil di sebuah taman dari tempat yang berbeda.

"Satu gambar mungkin menunjukkan seorang anak kecil yang terhalang pohon. Kedua gambar mungkin menunjukkan anak kecil, namun hanya satu yang secara jelas mengambil fitur anak tersebut. Anda butuh kombinasi kedua sudut pandang untuk mendapatkan gambar yang jelas mengenai siapa yang difoto di taman itu," katanya.

Ahli fisika dari seluruh dunia bekerja di kedua laboratorium. Dan sekitar ratusan orang masih menganalisa data di Fermilab untuk menganalisa data dari percobaan-percobaan yang dilakukan.

"Kami telah menggunakan banyak data dari Fermilab. Kami akan mengerjakan lebih banyak percobaan untuk mendapatkan jawaban akhir pada Juni, " kata Roser.

Cool Blue Outer Glow Pointer