Menggabungkan gaya detektif, thriller dan teori konspirasi, novel ini telah membantu memopulerkan perhatian terhadap sebuah teori-teori tentang legenda Piala Suci (Holy Grail) dan peran Maria Magdalena dalam sejarah Kristen - teori-teori yang oleh Kristen dipertimbangkan sebagai ajaran sesat
dan telah dikritik sebagai sejarah yang tidak akurat. Buku ini adalah
bagian kedua dari trilogi yang dimulai Dan Brown dengan novel Malaikat dan Iblis (Angels and Demons) pada tahun 2000, di mana diperkenalkan karakter Robert Langdon. Pada November 2004, Random House menerbitkan "Edisi Spesial Ilustrasi", dengan 160 ilustrasi yang berselingan dengan teks.
Buku ini dibuka dengan pengakuan Dan Brown bahwa "Semua deskripsi
karya seni, arsitektur, dokumen, dan ritus rahasia dalam novel ini
adalah akurat," walaupun klaim ini diperdebatkan oleh para sarjana
akademisi dalam diskusi-diskusi buku (lihat: Kritik tentang The Da Vinci Code dan daftar bacaan lain terlampir dibawah).
Klaim alur cerita mengatakan bahwa Gereja Katolik telah terlibat dalam konspirasi untuk menutupi cerita Yesus yang sebenarnya. Ini menyiratkan bahwa Vatikan
dengan sadar mengetahui sedang hidup dalam suatu kepalsuan, tetapi
mengerjakan sesuatu demi menjaga kekuasaannya. Para penggemar memuji
bahwa buku ini kreatif, walaupun kritikus juga menyerang dengan
mengatakan ketidakakuratannya dan tulisan yang buruk, dan mengutuk
pendirian yang kontroversial pada peran Gereja Kristen.
Buku ini menceritakan usaha Robert Langdon, Profesor "Simbologi Agama" di Universitas Harvard, untuk memecahkan misteri pembunuhan kurator terkenal Jacques Saunière (lihat Bérenger Saunière) dari Museum Louvre di Paris.
Judul pada novel merujuk, di antaranya, fakta bahwa mayat Saunière
ditemukan telanjang di dalam Louvre dan posisi seperti gambar terkenal Leonardo da Vinci, Vitruvian Man, dengan suatu pesan acak (cryptic) yang tertulis di samping tubuhnya dan sebuah Pentagram tergambar di perutnya dengan darahnya sendiri. Interpretasi dari pesan tersembunyi dalam karya terkenal Leonardo, termasuk Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir, menjadi figur menyolok dalam pemecahan misteri ini.
Konflik utama pada novel ini seputar pemecahan dua misteri:
- Rahasia apa yang dilindungi Saunière sehingga mendorong pembunuhannya?
- Siapakah dalang di belakang pembunuhannya?
Novel ini mempunyai beberapa alur cerita yang berdampingan yang
menyertakan tokoh-tokoh berbeda. Kemudian semua alur cerita berjalan
bersama-sama dan terpecahkan pada akhir buku.
Kusutnya misteri membutuhkan solusi bagi rangkaian problem yang sangat sulit, mencakup anagram
(permainan huruf-kata) dan teka-teki angka. Solusinya sendiri menemukan
hubungan erat dengan kemungkinan lokasi Holy Grail dan dan suatu
perkumpulan misterius yang disebut Priory of Sion, juga Knights Templar. Organisasi Katolik Opus Dei juga digambarkan secara menyolok dalam alur cerita.
Novel ini adalah buku kedua Brown di mana Robert Langdon adalah
karakter utamanya. Buku sebelumnya Malaikat dan Iblis, mengambil latar
di Roma dan bercerita tentang Illuminati.
No comments:
Post a Comment