SEMARANG - Universitas California menggandeng Universitas
Diponegoro dalam hal penelitian potensi biotek kelautan Indonesia. Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip Prof Dr Muhammad
Zainuri mengatakan, kerja sama tersebut sudah dilakukan sejak 2008
dengan pengiriman staf ke Amerika.
"Pada tahap awal kita
mempelajari teknologi yang mereka gunakan, kemudian teknologi itu kita
bawa ke Indonesia untuk mengolah sampel yang ada di sini," ujarnya saat
workshop dan field training mengenai bioteknologi kelautan di aula
Dekanat FPIK, hari ini (6/8).
Workshop ini dilaksanakan selama
tiga hari (6-8 Agustus) di Kampus Undip Tembalang dan di Teluk Awur
Marine Station Jepara selama dua hari (9-10 Agustus). Dikatakannya,
bioteknologi kelautan merupakan upaya untuk mengeksplorasi jenis-jenis
biota yang ada di laut guna kepentingan medis. Seperti diketahui,
lanjutnya, penelitian biota laut sebagai bahan obat dan antioksidan.
Melalui
workshop ini diharapkan Undip menjadi induk dari sumberdaya ilmu dan
teknologi. Sehingga peserta yang mengikuti workshop ini bisa mengadopsi
teknologi untuk mengolah sampel-sampel yang ada di daerah masing-masing.
Hasil dari pengolahan data tersebut nantinya dihimpun menjadi database
data ilmiah guna keperluan lebih lanjut.
"Permasalahan pesisir
tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, tapi perlu ditinjau dari
berbagai segi mulai dari sosial ekonomi sampai dengan biota yang
dijumpai di laut dalam," terangnya.
Sementara itu, Pakar kelautan
Undip Prof Dr Ocky Karna Radjasa mengatakan, kegiatan ini didanai oleh
USAID dari program University of California Santa Crus Indonesia
Partnership in Marine By Technology. Program tersebut merupakan joint
researh mengenai pencarian antibiotik baru dari sumber-sumber mikroba
baru, pertukaran mahasiswa dan staff, kapasitas building melalui
workshop dan pengembangan kurikulum.
No comments:
Post a Comment