Friday, 21 September 2012

Tentara Indonesia Terbaik ke-3 Dunia

Komando Pasukan Khusus atau KOPASSUS (Special Force Command) adalah Pasukan Elite yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Semboyan KOPASSUS yaitu Tribuana Chandraca Catya Dharma. Tugas Pokok dari KOPASSUS adalah melaksanakan Pembinaan Fungsi Teknis Militer Khusus dan kesiapan operasional pasukan sesuai Kebijaksanaan Kasad serta melaksanakan Operasi Khusus terhadap sasaran strategis terpilih sesuai perintah Panglima TNI. KOPASSUS juga dikenal dengan sebutan Baret Merah.

PASUKAN ELITE Pasukan elite adalah satuan militer yang dibentuk dan dilatih untuk melakukan misi perang non-konvensional, anti-teroris, pengintaian, aksi langsung, dan pertahanan luar negeri. Pasukan khusus biasanya terdiri dari kelompok kecil yang sangat terlatih, yang dipersenjatai dengan senjata khusus, yang bekerja secara mandiri, dan dengan kerja sama yang dekat.

Proses seleksi masuk pasukan elite sangat sulit, dan biasanya pelatihannya melebihi dua tahun. Beberapa misi juga membutuhkan pelatihan sendiri. Karena tugas pasukan elite biasa secara diam-diam dan berhubungan dengan informasi rahasia, para calon anggota pasukan elite diharuskan melewati proses pengujian yang berat.

KOPASSUS PASUKAN TERHEBAT/TERBAIK DI DUNIA (TOP ELITE SPECIAL FORCES IN THE WORLD) Discovery Channel Military edisi Tahun 2008 menyiarkan pasukan elit terbaik dunia. Pasukan-pasukan elit dari seluruh dunia diukur kemampuannya dari performa dan keahliannya (bukan dari teknologi militernya).

Narator dari Discovery Channel Military menjelaskan mengapa pasukan khusus dari amerika tidak masuk peringkat terhormat. Itu karena mereka terlalu bergantung pada peralatan yang mengusung teknologi super canggih, akurat dan serba digital. Pasukan khusus yang hebat adalah pasukan yang mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk didalamnya kemampuan bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap, dan lain2nya.

Para ahli dan analis militer dari seluruh dunia diundang untuk memberikan penilaiannya. Berikut adalah 5 Pasukan Elit teratas di Dunia :

1. England SAS (Special Air Service)


Adalah resimen pasukan khusus dalam Angkatan Darat Inggris yang pernah menjadi model bagi pasukan khusus dari negara-negara lain. SAS membentuk bagian signifikan Pasukan Khusus Kerajaan Inggris Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Pasukan Special Support Group (SFSG). Beladiri : Gon-Ryu Karate Alumni : Bear Grylls ( ada di acara discovery channel Survival expert)

2. Mossad Israeli

He Mossad (HaMossad leModi’in uleTafkidim Meyuchadim) Mossad bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan operasi-operasi rahasia termasuk kegiatan paramiliter. Ini adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal), tetapi direktur melapor langsung kepada Perdana Menteri. Peran dan fungsi yang sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) dan Secret Intelligence Service (SIS). Beladiri : Israeli Krav Maga Alumni : Eitan Rafi (Sekarang beliau udah jadi salah satu pasukan perdamaian dunia) Moto : “Cegah serangan pertama, netralkan lawan, buatlah mereka melihat mimpi buruk akan hal yang mereka perbuat.” -Ron Radjik

3. Indonesian KOPASSUS


Beladiri : Merpati Putih Alumni : 3 terbaik dari KOPASUS telah dijadikan pasukan perdamaian dunia Moto : Berani, Benar, Berhasil.


4. Russian Spetsnaz

Special Force Resimen Rusia atau Spetsnaz, Specnaz (bahasa Rusia: pengucapan ; sptsnastr: Voyska spetsialnogo naznacheniya; adalah istilah umum untuk “pasukan khusus” dalam bahasa Rusia, secara harfiah ” tujuan khusus “. Pasukan khusus Rusia tersebut dapat secara khusus mengacu ke setiap elit atau unit Spetsnaz di bawah subordinasi Dinas Keamanan Federal (FSB) atau Rusia Pasukan Internal Departemen Dalam Negeri, dan unit dikontrol oleh dinas intelijen militer GRU. Beladiri : Russian Sambo Moto : “hahaha Betapa bodoh nya mereka yang ingin membunuh kami dengan cara mereka, mereka hanya tidak tahu bahwa darah yang akan bertumpahan nantinya berasal dari mereka sendiri. Mereka hanya tidak tahu… itu saja.”

5. French GIGN

Intervensi Gendarmerie Nasional Group, biasa disingkat GIGN (bahasa Perancis: Groupe d’Intervention de la Gendarmerie Nationale), adalah elite Gendarmerie Perancis Operasi Khusus kontra-terorisme dan penyelamatan sandera unit; itu adalah bagian dari kekuatan militer yang disebut Gendarmerie. Bahkan jika para anggotanya milik militer, mereka sekarang dituntut dengan tugas-tugas polisi urbanised di luar daerah. Dengan demikian unit GIGN ditingkatkan lebih dekat dengan tim SWAT daripada unit militer murni seperti tentara Inggris SAS. Para operator akan dilatih untuk mengikuti peraturan polisi dan mencakup negosiasi dan penyelidikan spesialis. Beladiri : Savate

SEKELUMIT PRESTASI KOPASSUS

1. KOPASSUS juara satu sniper dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific Desember 2006. Dengan hanya mengandalkan senjata buatan Pindad! Nomor 2-nya SAS Australia. 


2. KOPASSUS menempati urutan 2 (dari 35) dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen -pergerakan - penyusupan - penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria. Nomor satunya Delta Force USA. 

3. Negara-negara afrika utara hingga barat sekarang memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite mereka. 80% pelatih mereka dari perwira-perwira KOPASSUS.
  
4. Pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan Elit yang di latih oleh KOPASSUS

5. Pada perang Vietnam, para tentara Vietkong meniru strategy KOPASSUS dalam berperang melawan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Kekalahan ini membuat Amerika serikat malu di mata dunia

6. KOPASSUS terlibat dalam operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981. 
  
7. Tim Indonesia (KOPASSUS, WANADRI, MAPALA UI, dan FPTI) mendaki puncak Gunung Everest dan berhasil menjejaki kakinya di puncak tertinggi dunia itu di tahun 1997. Pendakian tersebut pun menjadikan Negara Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menjejaki puncak Gunung Everest.

Kemampuan yang tidak terlalu mengandalkan teknologi canggih dan Skill di atas rata-rata pasukan luar Elite luar negeri lainnya menjadi nilai plus dari KOPASSUS. Itu pula yang menimbulkan anggapan 1 prajurit KOPASSUS setara dengan 5 prajurit reguler.

Monday, 10 September 2012

Film Pembangkit Rasa Nasionalisme


1. Trilogi Merdeka
Trilogi Merdeka dapat dikatakan sebagai film yang paling tepat untuk ditonton saat perayaan Hari Kemerdekaan. Mengapa? Karena film ini benar-benar menyuguhkan kisah mengenai perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Trilogi ini dimulai tahun 2009 dengan perilisan film pertama berjudul Merah Putih, disusul Darah Garuda di tahun 2010, dan terakhir Hati Merdeka di tahun 2011. Ini adalah film trilogi perjuangan pertama Indonesia yang berani menyajikan rentetan adegan peperangan yang epik.

Sepanjang pembuatannya sejak tahun 2008, film ini telah mengundang perhatian banyak pihak karena digarap oleh tangan-tangan profesional yang sejarah karirnya sudah mendunia. Film ini memiliki kekuatan di segi visual efek yang dikerjakan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya yang pernah menggarap film-film box office Hollywood.

Film ini pada intinya berkisah mengenai perjuangan sekumpulan tentara Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya hingga titik darah penghabisan. Konflik di film ini tidak hanya berkisar peperangan semata, namun juga mengenai isu keberagaman suku dan budaya yang memang selalu ada di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Film ini memiliki semua unsur yang dimiliki Indonesia sebagai negara kesatuan yang sarat dengan perbedaan. It's a must see movie!

Sutradara: Yadi Sugandi

Pemain: Darius Sinathrya, Lukman Sardi, Donny ALamsyah, Teuku Rifku Wikana, Rahayu Saraswati, Astri Nurdin

Studio: Media Desa Indonesia dan Margate House

Tahun rilis: 2009, 2010, 2011

2. Nagabonar Jadi 2

Tidak ada yang lebih baik dari menyaksikan film ini saat merayakan detik-detik kemerdekaan Indonesia. Film terlaris tahun 2007 yang merupakan sekuel dari film terdahulunya, Nagabonar (1987) ini masih saja terasa fresh walaupun disaksikan berulang kali. Menyaksikan film ini tidak membutuhkan energi dan konsentrasi penuh karena pada dasarnya film ini dikemas dengan sederhana, dengan plot yang simpel dan segudang joke yang menyegarkan. Sang legenda, Nagabonar, kembali diperankan dengan sangat brilian oleh Deddy Mizwar, didampingi Tora Sudiro yang berperan sebagai Bonaga, anak laki-lakinya yang telah berubah menjadi pengusaha sukses di Jakarta.

Nagabonar tentu saja sudah tidak lagi berkutat dengan perjuangannya melawan tentara Jepang. Kali ini, ia berusaha melawan perubahan dan penyimpangan yang terjadi di tubuh Indonesia, di mana para pahlawan tidak lagi dihormati dan dihargai jasa-jasanya. Generasi muda Indonesia banyak melupakan dasar-dasar nasionalisme yang membuat mereka berhenti memperjuangkan kemerdekaan mereka-di kondisi dan dengan cara mereka sendiri.

Film ini dianggap sebagai film yang berhasil menyentil sisi sentimentil setiap orang yang menyaksikannya-khususnya mengenai nationality matter. Anda akan dibuat tertawa terbahak-bahak, menitikkan air mata, atau menggeram kesal saat mengikuti setiap adegan di film ini.

Sutradara: Deddy Mizwar

Pemain: Deddy Mizwar, Tora Sudiro, Sandra Dewi, Wulan Guritno, Lukman Sardi, Uli Herdinansyah, Darius Sinathrya, Michael Muliadro

Studio: Demi Gisela Citra Sinema

Tahun rilis: 2007

3. Denias: Senandung di Atas Awan
Film yang satu ini juga sedikit banyak akan mengilik sisi nasionalisme penontonnya. Berkisah mengenai perjuangan seorang anak di pedalaman Papua untuk mengejar pendidikan, film ini menjabarkan begitu banyak fakta mengenai keadaan pendidikan Indonesia di pulau paling timur Indonesia tersebut.

Bukan Alenia Pictures namanya jika tidak memberikan makna mendalam di tiap filmnya. Begitu juga pesan yang terkandung di dalam film ini. Walaupun dikemas untuk dinikmati keluarga, film ini sebenarnya berisi pesan penting yang ingin disampaikan kepada setiap orang yang menyaksikannya: ketidakmerataan pendidikan dan fakta bahwa belum semua anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak.

Film ini berhasil lulus seleksi penjurian untuk kategori Film Asing penghargaan Academy Awards ke-80 tahun 2008 lalu.

Sutradara: John De Rantau

Pemain: Mathias Muchus, Nia Zulkarnaen, Ari Sihasale, Macella Zalianty

Studio: Alenia Pictures

Tahun rilis: 2006

4. Batas
Film yang satu ini digarap tanpa main-main. Lihat saja deretan pemeran dan kru yang turut andil di dalamnya. Disutradarai Rudi Soedjarwo, film ini seakan semakin menunjukkan "taringnya" di bawah tangan dingin Slamet Rahardjo sebagai penulis naskah.

Film ini mengangkat kehidupan TKI Indonesia di perbatasan daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong. Di sana, tokoh Jaleswari (Marcella Zalianty), seorang guru yang meninggalkan kehidupannya yang nyaman di Jakarta untuk membereskan permasalahan pendidikan di Entikong, menemukan banyak fakta baru mengenai TKI Indonesia yang ternyata hidup dalam keterbatasan dan kemalangan. Belum lagi, kondisi pendidikan di daerah itu yang sangat memprihatinkan, membuat Jaleswari memutuskan untuk melakukan sesuatu demi (sebagian kecil) sesama saudaranya di negara tercinta Indonesia.

Satu lagi film berbobot yang patut Anda tonton!

Sutradara: Rudi Soedjarwo

Pemain: Marcella Zalianty, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C. Noer, Piet Pagau

Studio: Keana Production

Tahun rilis: 2011

5. Gie


Film ini merupakan salah satu film favorit saya. Membaca judulnya, sudah pasti semua orang bisa menebak jika film ini terinspirasi dari kisah hidup aktivis keturunan Tionghoa, Soe Hok Gie. Film ini mengisahkan kehidupan Gie mulai dari masa remaja, duduk di bangku kuliah, hingga perjuangannya melawan pemerintahan Presiden Soekarno yang saat itu berkaitan erat dengan PKI.

Sikap dan pemikiran Gie tertuang di buku hariannya yang kemudian diterbitkan dengan judul "Catatan Seorang Demonstan". Dari buku itulah, Riri Riza dan Mira Lesmana mengolahnya dalam wujud visual. Menyaksikan film ini seakan ikut merasakan perjuangan Gie dalam mengusahakan keadilan dan menyuarakan aspirasi rakyat, khususnya dari kalangan mahasiswa. Tidak ada yang lebih tepat daripada menyaksikan film ini di hari kemerdekaan Indonesia.

Sutradara: Riri Riza

Pemain: Nicholas Saputra, Wulan Guritno, Lukman Sardi, Sita Nursanti, Jonathan Mulia, Donny Alamsyah, Robby Tumewu

Studio: Mirles Pictures

Tahun rilis: 2005

6. King
Another great movie from Alenia Pictures! Kali ini, berkisah mengenai cita-cita seorang anak untuk dapat menjadi pebulutangkis nasional. Dalam segala keterbatasan dana yang dimiliki keluarganya, Guntur (Rangga Raditya), tidak pernah berhenti bermimpi untuk dapat menjadi atlet profesional yang akan membela negara tercintanya di dunia internasional, seperti pebulutangkis idolanya, Liem Swie King.

Film ini memang dibuat terinspirasi oleh prestasi yang ditorehkan Liem Swie King untuk Indonesia di masa-masa kejayaan buku tangkis Indonesia tahun 1980-an. Tidak hanya mengajak anak-anak Indonesia merajut mimpi, film ini juga menyodorkan pesan mulia mengenai rasa nasionalisme yang muncul di dada seorang anak yang hidup dengan sederhana. Bagaimana dengan Anda?

Sutradara: Ari Sihasale

Pemain: Rangga Raditya, Lucky Martin, Surya Saputra, Ariyo Wahab, Wulan Guritno

Studio: Alenia Pictures

Tahun rilis: 2009

7. Tanah Air Beta

Ingatkah Anda dengan rumah produksi Alenia? Rumah produksi yang didirikan pasangan suami-istri Ari Sihasale dan Nia Zulkanaen ini menjadi angin segar untuk dunia perfilman Indonesia karena selalu menyajikan film-film keluarga yang berkualitas dan sarat amanat. Salah satunya adalah Tanah Air Beta yang mengangkat kehidupan keluarga yang terpisah akibat pelepasan Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1998 silam.

Nilai nasionalisme di film ini sangat terasa saat salah satu tokoh utamanya, Tatiana (Alexandra Gottardo), memilih untuk mengungsi ke Kupang, NTT, bersama anak perempuannya, Merry (Griffit Patricia), karena tetap ingin menjadi bagian dari RI. Keputusannya itu harus dibayar cukup mahal karena harus berpisah dari anak laki-lakinya yang masih berada di Timor Timur.

8. Garuda di Dadaku
Film keluarga yang satu ini terasa begitu sarat dengan nilai nasionalisme saat si tokoh utama, Bayu (Emir Mahira), seorang anak yang baru berusia 11 tahun, memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional dan bermain untuk membela negaranya di kancah internasional. Konflik di film ini memang tidak begitu kompleks dan plotnya pun sangat sederhana. Namun, itu semua tidak mengurangi makna mendalam yang ingin disampaikan sang sutradara, Ifa Isfansyah, mengenai nilai-nilai nasionalisme.

Jika Anda berpikir ini adalah film yang hanya cocok disaksikan anak-anak-karena pemeran utamanya adalah anak-anak dan plot yang disajikan terlalu sederhana dengan konflik klise yang menguji persahabatan, sebaiknya berpikir ulang. Pada dasarnya, semua film keluarga dapat disaksikan semua kalangan, tanpa terkecuali.

Rencananya, film ini akan dibuat sekuelnya dan produksinya sudah berlangsung sejak Juli lalu.

Sutradara: Ifa Isfansyah

Pemain: Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, Ari Sihasale, Maudy Koesnaedi

Studio: Sbo Films Dam Mizan Productions

Tahun rilis: 2009

Film ini terasa sangat spesial karena mengambil latar di Atambua, NTT. Tentunya, tidak banyak atau bahkan belum ada film yang mengangkat kehidupan masyarakat Atambua. Sebuah tayangan yang cukup menghibur dan juga sangat edukatif.

Sutradara: Ari Sihasale

Pemain: Alexandra Gottardo, Griffit Patricia, Lukman Sardi, Ari Sihasale

Studio: Alenia Pictures

Tahun rilis: 2010

9. Minggu Pagi di Victoria Park
Film ini mengangkat kisah mengenai nasib tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Hong Kong. Judul "Minggu Pagi di Victoria Park" merujuk ke tradisi para TKW Indonesia yang memang sering berkumpul di Victoria Park, sekadar berbagi cerita mengenai kehidupannya masing-masing. Tidak banyak atau bahkan baru kali ini ada film yang mengangkat kehidupan TKW Indonesia, yang pada kenyataannya sering mendapatkan perlakuan diskriminasi dari negaranya sendiri.

Menyaksikan film ini membuat saya merenungkan banyak hal, termasuk fakta bahwa para TKW tersebut berada dalam kondisi yang tidak memiliki pilihan lain kecuali menjalankan hidup mereka di negara orang: suka ataupun tidak suka. Melalui film ini, banyak hal yang bisa kita petik, salah satunya menumbuhkan rasa empati terhadap mereka dan berusaha menghargai perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Yes, they belong to our country. Sudah seharusnya mereka dihargai sepatutnya, seperti yang tertulis di pintu kedatangan terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta: Selamat Datang Pahlawan Devisa.

Sutradara: Lola Amaria

Pemain: Lola Amaria, Titi Sjuman, Donny Alamsyah, Donny Damara,

Distributor: Pic[k]lock Production

Tahun rilis: 2010

Sunday, 9 September 2012

Contoh Makalah " Proklamasi Kemerdekaan "


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Alloh mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang peristiwa detik-detik Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah ini disusun melalui banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun faktor lain dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Alloh maka makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” sebagai salah satu tugas dari sekolah SMA N1 Maos. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada guru dan teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kita rasa nasionalisme yang lebih tinggi dan wawasan tentang sejarah republik indonesia. Karena makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terima Kasih,

Penyusun,

Nofiyanto



 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
2.      PEMBATASAN MASALAH
3.      PERUMUSAN MASALAH
BAB II : TELAAH SEJARAH, KEJADIAN, DAN PERINGATAN
1.      Peristiwa Rengasdengklok
a.      Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
2.      Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
3.      Isi Teks Proklamasi
a.      Naskah baru setelah mengalami perubahan
b.      Naskah Otentik
4.      Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia
5.      Cara Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
6.      Peringatan 17 Agustus 1945
a.      Lomba-lomba tradisional
b.      Peringatan Detik-detik Proklamasi
BAB III : PENUTUP
1.      SIMPULAN
2.      KRITIK DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA


BAB I : PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

2.      PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup dalam  pembahasan ini, maka hal berkaitan yang di bahas dibatasi pada masalah :
  1. Peran Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dalam Kemerdekaan Indonesia.
  2. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sebagai pembangkit rasa nasionalisme dalam jati diri bangsa.

3.      PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang di bahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Bagaimana deskripsi perjuangan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan seluruh bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan RI?
  2. Bagaimana deskripsi cara agar bangsa Indonesia bisa lebih menghargai perjuangan pahlawan di masa lampau? Untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan Negara.

BAB II : TELAAH SEJARAH, KEJADIAN, DAN PERINGATAN


1.      Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia

a.       Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[(sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

2.      Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi.
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

“ Potret asli naskah Proklamasi “




3.      Isi Teks Proklamasi.

Naskah Klad
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-05
Wakil-wakil bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta



a.      Naskah baru setelah mengalami perubahan
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
  • Kata tempoh diubah menjadi tempo
  • Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
  • Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
  • Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
  • Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

  1. Naskah Otentik

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.

4.     Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan proklamasi kami:
PROKLAMASI,
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA

Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!


5.     Cara Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.
  • Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
  • Sam Ratulangi dari Sulawesi.
  • Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
  • A. A. Hamidan dari Kalimantan.

6.     Peringatan 17 Agustus 1945
Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.
  1. Lomba-lomba Tradisional
Perlombaan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI diadakan di kampung-kampung/ pedesaan diikuti oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa
  • Panjat pinang
  • Balap bakiak
  • Tarik tambang
  • Sepeda lambat
  • Makan kerupuk
  • Balap karung
  • Perang bantal
  • Pemecahan balon
  • Pengambilan koin dalam terigu
  • Lari Kelereng

b.      Peringatan Detik – detik Proklamasi.
Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.
 BAB III : PENUTUP

1.SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “ Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “ dapat disimpulkan bahwa :
  1. Peranan  Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan seluruh bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat penting sebagai bagian dari sejarah bangsa ini.
  2. Semua nilai-nilai yang terkandung dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik ini harus di maknai dan diwariskan kepada generasi penerus.
  3. Jadikan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai penguat  rasa nasionalisme dalam jati diri bangsa.

2.KRITIK DAN SARAN
Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan kritik dan saran sebagai berikut
  1. Kritik
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan bangsa.
  1. Saran
Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.


 DAFTAR PUSTAKA


Cool Blue Outer Glow Pointer